
Teknik kompresi pun dituntut mampu mengimbangi besarnya data yang dihasilkan pada rekaman video HD, maka itu muncullah standar baru untuk kompresi masa kini yaitu MPEG-4 AVC / H.264 codec yang pernah saya ulas di kesempatan lalu. Harapan dari teknik baru ini adalah kualitas video yang tinggi dengan ukuran file yang tetap kecil. Sebagai gambaran, sebuah tayangan video full HD dengan 60 fps tanpa dikompres akan memiliki data rate sebesar 900 Mbps (atau menempati 400 GB ruang simpan memori untuk durasi satu jam). Bila video full HD tersebut dikompres dengan teknik MPEG-2 maka akan menghasilkan data rate sekitar 80 Mbps atau jauh lebih kecil bila dibanding dengan tanpa teknik kompresi. Hebatnya lagi, bila kompresi yang dipakai adalah MPEG-4 AVC, maka sebuah tayangan video full HD hanya memiliki data rate sekitar 9-13 Mbps saja!
Apa arti semua ini? Pertama, data rate yang lebih kecil mempercepat proses penulisan data ke media simpan dan mencegah kehilangan data saat proses penulisan (bila data rate teralalu besar, sementara kita tahu setiap media simpan memiliki keterbatasan dalam kemampuan menulis data, maka resiko adanya kehilangan data atau tayangan menjadi putus-putus menjadi tak terhindarkan). Kedua, dengan data rata yang kecil, tidak dibutuhkan media simpan ekstra besar untuk menampung video dengan durasi tertentu. Cukup memiliki sekeping SDHC 4 GB misalnya, seseorang bisa merekam video HD berdurasi 1 hingga 1,5 jam berkat kompresi H.264 ini. Dengan semakin murahnya harga keping memori belakangan ini, memiliki beberapa keping memori kapasitas tinggi bukan lagi sesuatu hal yang mewah (memory card pertama yang saya beli adalah Compact Flash 64 MB seharga 550 ribu!).
Kali ini saya sajikan tips untuk memilih memory card untuk mendukung kebutuhan video anda, dengan asumsi perangkat kamera anda memakai slot SD-card.
- pilih memory card jenis SDHC untuk kompatibilitas masa depan, daripada SD biasa yang mentok di 4 GB
- SDHC telah tersedia untuk kapasitas 4 GB, 8 GB dan 16 GB; memiliki beberapa keping memori 4 GB akan lebih baik daripada sekeping memori 16 GB misalnya, guna mencegah resiko kehilangan data bila memori rusak
- pada SDHC kecepatan baca tulis dinyatakan dalam kelas : 4 (normal), 6 (cepat) dan 8 (ekstra cepat); memilih yang kelas 6 atau 8 akan lebih baik terutama bila sering merekam video HD dengan 60 fps, meski yang kelas 4 juga sudah memadai untuk merekam video HD
- kini telah tersedia SDHC untuk video HD yang telah dioptimasi untuk mendukung data rate tinggi; meski tidak ada perbedaan dengan SDHC biasa, namun tidak ada salahnya bila anda memilih SDHC untuk video HD
- pada SDHC untuk video tertulis durasi rekam maksimal yang dinyatakan dalam menit, perhatikan kalau durasi itu adalah hanya perkiraan dan bisa berbeda tergantung teknik kompresi, frame-rate yang dipakai dan resolusi HD yang dipakai
- pilih merk yang ternama untuk jaminan kualitas modul flash yang dipakai, setidaknya tiga merk papan atas seperti SanDisk, Lexar dan Transcend telah memiliki SDHC khusus HD video
- untuk memudahkan memilih memori sesuai kebutuhan, gunakan tabel ini sebagai acuan :

note : tabel dibuat oleh SanDisk.
Sekedar perbandingan dari tabel diatas, dengan bit rate yang sama (misalnya 9 Mbps), atau durasi video yang sama (misal sekitar satu jam), pemakaian teknik kompresi MPEG-2 hanya memberikan resolusi SD/Standard Definition yaitu 720 x 480, sementara MPEG-4 AVC akan memberikan resolusi full HD/ High Definition yaitu 1920 x 1080. Ambil kalkulator anda dan hitunglah : 720 x 480 sama dengan 345.600 piksel dan 1920 x 1080 sama dengan 2.073.600 piksel atau 6 kali lipat lebih detail! Oleh karena itu, sedikit tips tambahan dari saya, bila anda akan mencari kamera digital terutama yang telah mendukung resolusi video HD (720 atau 1080), carilah yang telah memakai kompresi MPEG-4 AVC/AVCHD atau H.264 codec.
Sumber :gaptek28.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang baik pasti memberikan komentarnya . . .
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.